Aku akan memberitahu sejarah singkat sekolahku SD dan SMP
Sejarah Singkat SMP St. Yosef
Christelyke Broeder School adalah
sebuah gedung sekolah milik Belanda yang berada di Surabaya, tepatnya di Jalan
Joyoboyo no. 19. Gedung tersebut berdiri pada tahun 1925 dan dikelola oleh
Stichting Broeders van den Heiligen Aloysius, sebuah perkumpulan yang
memanfaatkan gedung tersebut sebagai sekolah khusus bagi anak-anak Belanda yang
berada di Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945) gedung tersebut
diambil alih oleh tentara Jepang yang kemudian mempergunakan gedung tersebut
sebagai asrama dan tempat pelatihan Kaigun (angkatan laut Jepang). Setelah masa
pendudukan Jepang, gedung ini difungsikan kembali menjadi sekolah. Pada awalnya
adalah sekolah dasar yang terbuka untuk kalangan umum dengan pengelola yang sama
yaitu Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius.
Seiring dengan perkembangan jaman
dan tuntutan akan pendidikan yang lebih tinggi, Stichting Broeders van de
Heiligen Aloysius mendirikan sekolah lanjutan dari “Herstel – H.B.S.” untuk
bagian “Blijvers” yang bertempat di Coen Boulevard no. 7 (Jl. Dr.Sutomo 7) -
sekarang menjadi Jl. Polisi Istimewa – sekolah ini merupakan cikal bakalnya
SLTP Santo Yosef. Mulai tanggal 01 Agustus 1948 oleh para bruder sekolah ini
dinyatakan sebagai M.S. (Middelbare School). Seiring dengan perkembangannya
terjadi beberapa kali perubahan istilah Middelbare School; dalam tahun 1950
berubah menjadi S.M. (Sekolah Menengah) lalu berubah lagi menjadi S.M.P.
(Sekolah Menengah Pertama). Sejak Oktober 1951 sekolah ini pindah dari tempat
lama ke tempat yang baru (Jl. Joyoboyo no. 19 Surabaya) sampai sekarang ini.
SDK dan SMPK Santo Yosef pada waktu
itu masih dibawah perkumpulan Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius
dengan pengelola para Buder-bruder Aloysius. Pejabat kepala sekolah yang
pertama kali adalah Br. Engelbertus (1948-1950). Pada saat pemerintah Indonesia
menjalankan program nasionalisasi, maka dilakukan penyesuaian nama menjadi
“Yayasan Mardiwidjana”. Nama ini digunakan untuk urusan ke pemerintahan
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – PDK) sedangkan untuk intern masih tetap
menggunakan istilah Stichting Broeders
van de Heiligen Aloysius. Walaupun sekolah ini terbuka untuk kalangan umum,
namun batasan masih terjadi. Sekolah ini hanya diperuntukkan bagi murid laki-laki
dan terkenal dengan disiplinnya yang ketat. Dari kekhususan ini menjadikan
sekolah Santo Yosef layak diperhitungkan di antara sekolah-sekolah lain di
Surabaya, hal ini dibuktikan dengan setumpuk prestasi yang diperoleh kala itu.
Tahun 1972, terjadi pengalihan pengelolaan sekolah dari para bruder Santo Aloysius yang tergabung dalam Stichting Broeders van de Heiligen Aloysius kepada para suster Carolus Borromeus, tetapi masih di bawah Yayasan Mardiwidjana. Hal ini dilakukan karena keterbatasan tenaga bruder untuk mengelola. Keterbatasan ini berlanjut sampai akhirnya pada tahun 1985 Yayasan Mardiwidjana menghibahkan pengelolaan sepenuhnya sekolah Santo Yosef kepada suster-suster CB dalam wadah Yayasan Pendidikan Karolus Borromeus (YPKB). Mulai saat itu sekolah Santo Yosef berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Karolus Borromeus. Pejabat kepala sekolah pertama setelah masa peralihan adalah Sr. Angela CB, dengan satu gebrakan yang sampai sekarang berlanjut; membuka pendaftaran bagi murid perempuan.
Sejarah SD R.A. Kartini
Jalan Jagir Sidomukti Lebar 21 Surabaya
Jalan Jagir Sidomukti Lebar 21 Surabaya
Dengan adanya pemberontakan G 30 S PKI pada tahun 1965, memberi
dampak khususnya terhadap warga kampung
Jagir Sidomukti dan keadaanya memprihatinkan. Dengan peristiwa ini para
penduduk kampung Jagir Sidomukti kebingungan untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Atas inisiatif seorang warga Katolik bersama TS. Darmin (
Alm ), pada bulan Oktober 1966 berhasil didirikan sebuah lembaga pendidikan
kampung yang dinamakan TK R.A. Kartini, sekaligus membuka dan menerima kelas I SD
RA. Kartini.
Letak lembaga pendidikan TK – SD
R.A Kartini di kampung Jagir Sidomukti
V. sebagai Kepala sekolah pertama
Ibu MC. Juwati. dan gurunya Ibu Maria Sutjiatmi. Proses belajar – mengajar
sangat memprihatinkan , karena keadaan bangunan sangat kecil dan
sederhana.Anak-anak be;ajar di atas tikar.
Berkat perjuangan Ketua Rukun Kampung Jagir
Sidomukti yaitu Ibu Dwi Soetikno, akhirnya sekolah mendapat dua gedung bekas staal susu milik pengusaha
susu, Mr Nyoo Suilip, yang tanahnya masih status kontrak kepada Pemkot
surabaya dan hampir habis masa
kontraknya.
Pada tahun
1967 TK-SD RA. Kartini yang di gang V dipindah ke lokasi bangunan staal susu
yang baru di bebaskan, yaitu yang berada di Jagir Sidomukti Gang Lebar no. 21
seperti sekarang. Bapak T. S Darmin selaku pendiri, membentuk panitia pembangunan yang bertugas untuk membuat meja
dan bangku dengan kayu seadanya untuk
tempat proses belajar- mengajar. Sedangkan bangunan tersebut dipetak-petak
dengan dinding bambu guling.
Dari hari ke hari murid TK dan SD RA.Kartini terus
berkembang menjadi banyak dan biaya operasional pun semakin besar. Pendiri dan
para orang tua semakin kewalahan. Dari hasil musyawarah panitia dan orang tua murid, akhirnya disepakati TK-SD
RA.Kartini pengelolaannya diserahkan kepada Misi tepatnya pada bulan Agustus
1967,yang diterima oleh Romo Paroki Yohanes Pemandi, RM. Louis Pandu yang akrab
dipanggil Rm. Te.
Sejak itu TK – SD R.A. Kartini
menjadi tanggung jawab Paroki St.Yohanes Pemandi dengan kepala sekolah Ibu MC.
Juwati sedangkan gurunya Ibu Maria Suciatmi dan Ibu Prisca Kartinah.Karena
kepala sekolah sakit maka ia digantikan oleh Ibu Maria Sutjiatmi.
Pada Tahun 1968 Romo Louis Pandu
CM. diganti oleh Rm. Tondo Widjojo CM.Dan pada saat pergantian itu dibentuklah
Yayasan Yohanes Pemandi.
Pada awal Februari 1969, Bapak
Thomas Buhantoro datang di Surabaya dan
mulai mengajar sebagai guru bantu.
Sampai tahun 1969 dan 1970 awal
, proses belajar – mengajar masih sangat memprihatinkan, meja dan tempat duduk
sangat kasar karena dibuat dari jati Belanda bekas peti kemas. Sedangkan atap
yang bekas kandang sapi itu bila hujan sedikit saja buku – buku harus segera
ditutup karena terkena air.
Pada awal
Januari 1970 rapat pleno antara Yayasan dan guru di rumah Bapak Rabaun, suami
Ibu Prisca diputuskan:
1.
Per-Januari 1970 secara
definitif Thomas Buhantoro diangkat sebagai kepala sekolah SD RA Kartini.
2.
1 Januari 1970 secara
definitif Maria Sutjiatmi menjadi kepala TK RA.Kartini.
Pada tahun 1971 para suster
Carolus Bororomeus datang dari Yogyakarta untuk mengelola TK dan SD. R. A.
Kartini. Pada tahun yang sama, 1971, Romo Tondo Widjojo, CM pindah dan
digantikan oleh Rm. J. Heijne SVD. Dan pada masa Rm. J. Heijne ini pembangunan
gedung sekolah mulai dicarikan sumbangan. Dana atau sumbangan tersebut datang
dari Pemkot Surabaya, Dinas P dan K , SMA ST. Agnes dan karya Dram ( LK). Maka
bangunan yang semula berdinding bambu guling bisa berdinding tembok keliling
dan saat itu jumlah guru dan karyawan sudah 11 orang.
Menjelang akhir tahun 1971 siswa
kelas VI yang berjumlah 13 orang ikut serta ujian negara dan yang lulus 12
orang (92%)
Bersamaan
dengan hasil lulusan SD. Kartini yang pertama tahun 1971, maka awal tahun 1972
dibuka SMPK. RA. Kartini dengan jumlah murid pertama 13 orang.
Pada awal
bulan Maret 1973, suster – suster CB dari Jogyakarta mengelola TK dan SD
RA.Kartini secara mandiri.
Pada waktu
itu para suster CB berdomisili di JL.
Bendul Merisi No 11 dan sebagai overste : Sr. Bernadetta, CB dengan anggota Sr.
Marcella, CB, Sr. Yustin CB. Saat itu Sr. Marcella, CB bertugas di TK, SD,dan
SMP RA.Kartini. Dan pada akhir 1973 Sr. Rufina, CB datang juga bertugas di TK ,
SD , SMP RA.Kartini.
Pada akhir
tahun 1974, karena tempat sangat tidak memungkinkan untuk pelaksaan proses
belajar- mengajar 3 jenjang yaitu TK, SD dan SMP, maka dengan terpaksa tahun
pelajaran 1975 SMP dihentikan dan sisa murid kelas III dan kelas II disalurkan
ke SMP terdekat.
Pada tahun
1976 TK.RA.Kartini dipindah ke Jagir Sidomukti Gang VII sampai sekarang,
sedangkan SD. R.A. Kartini tetap berada di Jagir Sidomukti no. 21 sampai
sekarang.
Dengan
kehadiran para suster CB , renovasi fisik bangunan sekolah dan fasilitas
pendidikan terus ditingkatkan demi ketenangan dan kenyaman proses belajar-
mengajar.
Pada tahun
1981 secara resmi TK dan SD RA. Kartini diterima masuk Yayasan Pendidikan
Carolus Borromeus yang saat itu berpusat di Yogyakarta.
Pada tahun
1983 Yayasan mengembangkan gedung SD RAKartini
menjadi berlantai dua.
Setelah gedung selesai dibangun
kemudian diresmikan oleh kepala Kandep Dikbud kecamatan Wonokromo yaitu Bapak
Soekotjo dan disaksikan oleh ketua dan
pengurus yayasan pusat,ketua yayasan cabang Surabaya, wakil dari Camat Wonokromo,ketua
DPRD Kodya Surabaya,, Staf kelurahan Jagir, dan ketua RT, RW serta pinisepuh
kampung Jagir Sidomukti. Dengan
gedung yang baru ini diharapkan para siswa dan guru dapat bekerja dan belajar
dengan semangat yang baru serta menghasilkan buah yang baik.
Dalam bidang akademik, lulusan
SD. R. A Kartini sejak lulusan I akhir 1971 sampai dengan lulusan 1995 / 1996
selalu menduduki rengking, baik di tingkat kecamatan atau ditingkat kodya
Pada tahun 1995 SD RA.Kartini
diakreditasi oleh pihak yang berwenang dan mendapatkan hasil ” Disamakan”.
Pada tahun 1996 Bapak Thomas
Buhantoro selaku kepala sekolah SD RA.Kartini dimutasi ke SMPK St.Yosef dan Ibu
C.Andaryanti menggantikan memimpin SD RA.Kartini sampai 30 Juni 2003.
Selanjutnya sejak 1 Juli 2003 SD
RA.Kartini dipimpin oleh Bapak YB.Darurasa, S.Pd sampai dengan 30 Desember
2008, karena beliau pada tgl. 31 Desember 2008 dipanggil Bapa di Surga.
Tanggal 1 Pebruari 2009 SD R.A Kartini
dipimpin oleh Bpk F.X Eko Suroyo, S.Pd. Terhitung 1 Juli 2011 Bpk F.X Eko
Suroyo menjabat sebagai Kepala SD Santo Yosef dan sebagai Kepala SD RA Kartini
Bpk Yohanes Joko Winarto, S.Pd, yang sebelumnya menjabat Wakasek di SD Santo
Yosef.

No comments:
Post a Comment